Kamis, 04 September 2014

ROH DAN HISAB

Islam adalah agama yang berintikan keimanan dan perbuatan atau akidah dan syari'at. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Dalam Islam diajarkan pedoman hidup yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Umat Islam dalam melaksanakan ibadah berpedoman pada Al-Qur'an dan Hadist, yang merupakan sumber ajaran Islam. 
Allah Maha Pencipta, menciptakan makhluk hidup diantaranya manusia, yang merupakan makhluk istimewa, karena manusia diberikan suatu ruh, akal dan pikiran dalam jasadnya, sehingga dapat menjadi khalifah di bumi ini. Penciptaan manusia dan seluruh jagat raya tentu tidak dengan sia-sia, pasti ada sebabnya dan hikmah dibalik penciptaannya.
Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, demikian pula manusia, setelah diberikan kehidupan dimuka bumi, nantinya akan dikembalikan ke sisi Allah. Allah Maha Adil dan Bijaksana. Kesempurnaan hanya milik-Nya, maka keadilan sejati, hakiki adalah pada saat yaumul hisab, dimana akan dihitung amal baik dan buruk manusia selama di dunia. 
saya akan mencoba merangkumkan materi mengenai roh dan hisab, yang bersumber dari penulis Sayid Sabiq, semoga tulisan ini dapat semakin menambah keimanan dan ketakwaan kita, dan nantinya kita semua termasuk golongan orang-orang yang dirahmati Allah. aamiin ya rabbal alamin

Manusia Tersusun dari Tubuh dan Roh
Manusia tersusun dari tubuh kasar dan roh halus. Roh adalah urusan Allah SWT, selain Allah tidak ada yang mengetahuinya. Roh dikaruniakan kepada manusia dan merupakan zat yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Allah berfirman dalam QS. Al-Hijr ayat 28-29 yang artinya:
Dan ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku menjadikan manusia dari tanah liat yang kering, dari lumpur hitam sampai berbentuk. Dan setelah itu sempurna Ku buat dan Aku tiupkan di dalam tubuhnya akan RohKu, maka hendaknya kamu semua tunduk merendahkan diri padanya”. 
Roh dan jiwa memiliki pengertian dan makna yang sama. Seperti dalam firman-Nya:
  "Allah yang mengambil jiwa (roh) manusia itu ketika wafatnya dan ketika tidurnya sebelum wafat, lalu ditahannya jiwa (roh) yang sudah wafat, serta dikembalikan jiwa (roh) yang lain (yang sedang tidur) sampai waktu yang ditentukan." (QS: Az-Zumar ayat 42)
Roh adalah suatu zat yang memiliki sifat tersendiri dan berbeda dengan benda-benda lain, yaitu berupa jisim nuraniah (nur atau cahaya), hidup, dan amat tinggi kedudukannya.
Sifat-sifat roh:
1.        Roh berdiam di dalam tubuh manusia sejak masih dalam kandungan ibunya, dengan adanya roh tubuh dapat bergerak, hidup, dan melakukan banyak hal.
2.        Roh dapat berpisah dari tubuh kasar, maka manusia menjadi benda mati. Roh berpisah dari tubuh dengan cara menjalar dalam rongga tubuh, bagaikan mengalirnya air dalam tangkai yang hijau hidup.
3.        Roh termasuk makhluk baru atau hawadist, muncul setelah tubuh sempurna bentuknya.
Roh dan jiwa (nafs) mempunyai pengertian dan makna yang sama, seperti yang terkandung dalam QS. Az-Zumar ayat 42 dan QS. Al-An’am ayat 93.
Al-Qur’an menyebutkan adanya sifat-sifat dari jiwa, yaitu nafsu amarah bissu’ (menyeru keburukan), nafsu lawamah (mencela diri sendiri), dan nafsu mutma’innah (jiwa yang tenang).
Sifat jiwa yang pertama yaitu nafsu amarah bissu’ yaitu dapat mengajak pemiliknya untuk berbuat buruk dan berbuat kejahatan. Namun jika jiwa tersebut dilatih dengan keagamaan dan suri tauladan yang baik maka dapat ditemukan hati nuraninya yang bersih, seperti dalam QS. Yusuf ayat 53.
Sifat yang kedua yaitu nafsu lawamah, yaitu jiwa yang membuat perhitungan pada amalan yang dilakukan, amal baik maupun buruk, merasa tenang dengan kebaikan dan sedih dengan keburukannya, nafsu lawamah menjadikan jiwa suka mencela diri sendiri disamping senang akan kebaikannya. Seperti dalam QS. Al-Qiyamah ayat 1-2.
Sifat yang ketiga yaitu nafsu muthmainnah yaitu jiwa yang tenang, merupakan tingkatan tertinggi dalam kejiwaan. Manusia dapat mengekang kesyahwatannya, mengatasi kekurangan dan kerendahan jiwanya, sehingga jiwanya tenang, tenteram dan puas akan kebaikan, seperti dalam QS. Al-Fajr ayat 27-30 dan QS. As-Syams ayat 7-10.
Roh setelah berpisah dari tubuh maka terjadi kematian. Namun roh masih dapat mendengar seseorang yang berziarah, dapat mengenal dan membalas salam seseorang yang memberikan salam padanya, roh juga dapat merasakan nikmat alam kubur, tetapi juga dapat merasakan sakitnya siksa kubur.

Ilmu Pengetahuan Modern tentang Roh
Allah SWT menggerakkan sebagian ulama, alim ulama, sarjana-sarjana yang bertuhan untuk mengemukakan perihal roh dengan bukti-bukti berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai suatu alam rohaniah yang ada dibalik alam semesta dan dapat disaksikan dengan mata kasar. Bukti-bukti dikemukakan secara jelas sehingga tidak diragukan dan tidak dapat diingkari. Hasil percobaan Rein berupa penetapan kenyataan adanya roh yang berdiam dan menetapkan adanya roh secara ilmiah, pencapaian sesuatu di luar pancaindera, akal dapat memperoleh bekas dengan peraturan umum yaitu ilmu jiwa, akal dapat memberi pembekasan kepada benda tanpa adanya hubungan kebendaan yang melekat. Penemuan di luar pancaindera dan tenaga jiwa penggerak dapat digunakan sebagai bukti bahwa manusia mempunyai suatu bagian yang tidak mau tunduk pada hukum alam, bagian tersebut yang dipercaya sebagai roh atau nyawa.

Su’al dalam Kubur
Setiap manusia setelah meninggal dunia pasti akan ditanyai dalam kuburnya. Pertanyaan itu diajukan baik setelah ia dikuburkan di dalam tanah ataupun tidak dikuburkan. Ia akan diberi balasan sesuai amalan di dunia, kenikmatan atau siksaan akan diberikan kepada jiwa serta tubuhnya secara bersama-sama. Di kemudian hari saat hari kiamat, roh-roh dikembalikan lagi dalam tubuhnya, lalu dibangkitkan dari masing-masing kuburnya untuk menghadap Tuhan, dan setelah itu dihisab semua amalan selama di dunia.
Allah SWT memalingkan penglihatan dan pendengaran manusia mengenai persoalan akhirat, agar manusia tidak memiliki kesan yang tak wajar. Seperti pada orang tidur, orang yang terjaga tidak akan dapat menyaksikan dan ikut merasakan kesakitan atau kelezatan dalam tidur orang tersebut, sehingga diumpamakan setelah kematian, maka orang uang masih hidup tidak dapat mengetahui apa yang dirasakan orang yang telah meninggal dunia, sehingga orang yang masih hidup tidak dapat menyaksikan pula apa yang terjadi setelah mati, dan hal ikhwal mengenai alam akhirat.
Kediaman Roh-Roh
Roh-roh berbeda tempat kediamannya dalam alam barzah. Ada roh yang berdiam di tempat yang tinggi, dari kalangan yang tertinggi, mereka adalah roh para nabi. Roh lain di tempatkan di tempat kediaman burung-burung yang indah molek yang berkeliaran di surga, mereka adalah roh para pahlawan syahid, namun ada pula roh yang terpenjara dalam kuburnya, ada yang kediamannya di pintu surga, dan ada yang dipenjarakan di dalam bumi.
Fase-fase yang dilalui oleh setiap jiwa atau roh manusia, terbagi dalam 4 perumahan, yaitu:
1.        Sewaktu masih dalam kandungan ibu. Keadaan amat sempit, terbatas, penuh kegelapan.
2.        Perumahan di alam semesta dunia fana. Tujuan utama hidup di alam dunia adalah mengejar kebaikan untuk bekal di akhirat.
3.        Perumahan barzakh. Lebih luas dibanding keadaan alam dunia, perbandingannya seperti antara alam dunia sekarang dengan alam kandungan.
4.        Perumahan yang kekal selama-lamanya, yaitu surga dan neraka.
Keadaan jiwa juga berbeda-beda dari setiap perumahan yang didiami. Allah SWT memindahkan jiwa dalam setiap perumahan tersebut setapak demi setapak, hingga akhirnya ditetapkan di dalam perumahan terakhir, yaitu surga atau neraka. Barangsiapa yang dapat mengenal jiwa sebagaimana sewajarnya maka ia meyakini bahwa Allah SWT saja yang patut disembah, segala kerajaan di langit dan bumi adalah milik-Nya, serta hanya kepada-Nya dikembalikan segala perkara dan persoalan. Dengan adanya roh dan jiwa seseorang yang bersih, maka ia percaya kebenaran ajaran yang disampaikan para Nabi dan Rasul, disaksikan melalui akal fikiran, dan dirasakan kenikmatan dengan memiliki kepercayaan tersebut.



HISAB

Hisab : Puncak Penetapan Keadilan Ilahi
Allah SWT mempunyai kesempurnaan sifat. Sifat Allah yaitu Maha Adil dan Bijaksana. Dia tidak akan menyamakan antara orang yang berbakti dan taat dengan orang kafir dan durhaka, antara orang mukmin dan orang musyrik.
Orang-orang yang memperoleh petunjuk yang benar akan memaksakan diri dan hatinya dengan sekuat tenaga untuk mengalahkan hawa nafsunya, memerangi kebathilan, dan menghindarkan diri dari keburukan, kejahatan, dan perbuatan dosa. Perjuangan dilakukan selama hidupnya sampai pada detik nafas terakhir dari kehidupan.
Ada dua golongan manusia, yaitu yang berbakti dan yang durhaka. Masing-masing menghabiskan masa hidupnya dengan berbeda. Kaum yang berbakti berjuang untuk membela agama Allah, menyucikan diri dan bumi dari segala keburukan dan kerusakan moral, sementara kaum durhaka menghabiskan waktunya untuk mencapai kepuasan syahwat, kesenangan dunia, menuruti nafsunya ke arah kejahatan dan keburukan. Dari kedua golongan tersebut, pada hari yaumul hisab, Allah SWT akan membalas secara adil dan bijaksana atas perbuatan yang dilakukan di dunia. Seperti dalam QS. Al-Jatsiah ayat 21-22.
Pada Yaumul Hisab, segala kenyataan akan tersingkap, rahasia hati akan terbuka dan semua yang tersembunyi akan ditampakkan, sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Najm ayat 31, yang artinya:
“Bagi Allah adalah semua yang ada di langit dan di bumi, agar Allah dapat memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan sesuai dengan amalan-amalan mereka dan memberi balasan orang-orang yang berbuat kebaikan dengan kebaikan pula.”

Tata Cara Pelaksanaan Hisab
Setelah dihidupkan kembali, manusia akan digiring untuk berkumpul di padang Mahsyar. Setiap orang akan dihisab (dihitung amalannya), baik amal kebaikan maupun keburukan. Bumi akan menjadi saksi atas hal-hal yang terjadi di atasnya. Seperti dalam QS. Al-Zalzalah ayat 1-8. Selain itu lidah, tangan, kaki, kulit juga akan menjadi saksi atas perbuatannya. Sebagaimana dalam QS. An-Nut ayat 24-25, QS. Fushshilat ayat 19-23, dan QS. Al-Mujadalah ayat 6-7.
Penghitungan dan pembuktian amalan-amalan dan pencatatan melalui perantara malaikat, seperti dalam QS. Al-Infithar ayat 10-12, dan QS. Qaf ayat 18. Pada saat yaumul hisab, maka catatan yang dibuat malaikat akan ditunjukkan kepada pelakunya masing-masing. Ada yang diambil dengan tangan kanan, yang berarti kenikmatan, tetapi ada pula yang mengambil dengan tangan kirinya, atau dari balik punggungnya, yang berarti tanda keburukan. Tidak ada satu pun catatan yang hilang atau luntur dan lenyap.
Kepelikan dalam penelitian hisab sukar digambarkan, setiap manusia akan mendapat balasan dari segala sesuatu yang dikerjakan baik yang berupa kebaikan maupun keburukan, amalan yang terkandung dalam hatinya, atau yang telah direncanakan, sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Anbiya ayat 47. Akibat dari perhitungan dan penimbangan tergantung dari banyak sedikitnya amal sholeh seseorang. QS. Al-Mu’minun ayat 102-106.
Allah SWT yang akan mengadakan perhitungan amal seluruh mahkluk-Nya dan tidak ada perantara siapapun. Orang mukmin akan dimudahkan hisabnya oleh Allah SWT. 
diriwayatkan dari Abu Barzah Al-Aslami r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak henti-hentinya seseorang berdiri (pada hari kiamat) sehingga ia ditanya perihal:
Usia, untuk apa dihabiskannya?
Ilmu pengetahuan, untuk apa dipergunakannya?
Hartanya darimana ia memperolehnya? dan untuk apa dinafkahkannya?
Badannya, untuk kepentingan apa dikerjakan hingga tuanya?"
(HR Tirmidzi)
 

Shirath (Jembatan)
Shirath adalah suatu jalan yang diletakkan di atas punggung neraka jahannam. Ahli surga akan melaluinya dengan selamat sampai ke ujung yang terakhir, dan meneruskan perjalanannya ke surga. Sedangkan ahli neraka, pada saat melaluinya akan jatuh bergelimpangan ke bawah dan masuk ke dalam api neraka. Seperti dalam QS. Maryam ayat 71-72 dan juga HR. Imam Muslim yang artinya:
Kemudian dipasanglah sebuah jembatan di atas punggung dua tepi Jahannam. Maka aku (Nabi Muhammad SAW) dan ummatkulah yang mula-mula sekali menyeberanginya.
Tidak ada seorangpun yang berani berbicara pada hari itu melainkan para rasul, sedang ucapan para rasul di saat itu hanyalah: Allahumma sallim (Ya Allah, selamatkanlah)”
Di neraka Jahannam itu ada beberapa pengait seperti duri pohon sa’dan, hanya saja tidak ada yang dapat mengetahui kadar besarnya itu melainkan Allah ‘Azza wa Jalla sendiri. Pengait-pengait inilah yang akan menyambar orang-orang itu sesuai dengan amalan-amalannya sendiri (ketika di dunia, yakni yang berkelakuan buruk tentu disambar)”.

Referensi:
Sabiq, S. 1982. Aqidah Islam (Ilmu Tauhid). Penerbit Diponegoro:Bandung.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN




Saat ini instansi Pelayanan Kesehatan menjadi suatu kebutuhan penting bagi masyarakat, terutama pada masyarakat yang mengalami permasalahan kesehatan. Instansi pelayanan kesehatan, seperti Rumah Sakit dan Puskesmas lebih berperan secara kuratif dan rehabilitatif bagi masyarakat, padahal usaha preventif dan promotif lebih penting untuk upaya mencegah terjadinya permasalahan kesehatan masyarakat.
Pengetahuan masyarakat mengenai sistem informasi dalam pelayanan kesehatan penting, karena dengan didukung sistem informasi kesehatan yang baik, masyarakat akan semakin mudah dan cepat mengakses pelayanan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pengetahuan memadai tentang instansi pelayanan kesehatan akan lebih memilih tempat Pelayanan kesehatan yang berkualitas, untuk mencapai tingkat derajat kesehatan yang lebih baik.
Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan tentunya akan menambah nilai plus bagi instansi kesehatan tersebut. Salah satunya yaitu dengan pelayanan yang cepat, tepat dan lengkap.
Dokumentasi rekam medis menjadi salah satu hal yang dilihat untuk dihubungkan dengan tingkat pelayanan di instansi kesehatan. Saat ini masih banyak instansi kesehatan seperti rumah sakit maupun Puskesmas dan instansi lainnya yang mendokumentasikan rekam medis para pasien secara manual, padahal hal tersebut akan beresiko tinggi terhadap terjadinya kelalaian dan kesalahan dalam pendataan, dan juga tingkat efektifitas dan efisiensi waktu masih dirasa kurang, sehingga pasien yang membutuhkan penanganan darurat tidak dapat ditangani secara cepat, pendataan yang memerlukan waktu lama dari beberapa tahapan alur di instansi kesehatan membuat pelayanan di instansi kesehatan dinilai kurang memadai dan membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan penanganan medis yang dibutuhkan pasien. 
Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan adanya suatu sistem pengelolaan data yang dapat mengolah informasi secara lebih cepat, tepat dan akurat. Salah satunya dengan pengembangan sistem informasi kesehatan. Sumber daya informasi yang dapat digunakan antara lain : perangkat keras, perangkat lunak komputer, spesialis informasi (sumber daya manusia; analis sistem, pengelola data base, spesialis jaringan, programer, operator), pemakai atau pengguna sistem, fasilitas, database, dan informasi. Selain itu dapat juga dilakukan pengembangan prototype (Fatmawati, 2010).
Sistem informasi dan komputerisasi saat ini telah berkembang pesat. Perkembangan dan perubahan yang cepat juga terjadi pada dunia pelayanan kesehatan. Untuk memberikan pelayanan yang prima maka mau tak mau harus diperlukan sistem komputerisasi di rumah sakit.  Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan untuk mewujudkan pelayanan sistem pengolahan data kesehatan yang lebih cepat dan tepat. Pengembangan dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem perangkat keras yang digunakan, yaitu sistem komputerisasinya. Selanjutnya dengan pengembangan sistem perangkat lunak komputer, yaitu berupa sistem basis datanya. Tingkat penggunanya juga harus dikembangkan yaitu berupa pelatihan dan pemahaman mengenai sistem informasi yang digunakan, agar program yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan. Namun dari pengembangan sistem informasi ke tahap komputerisasi juga memilik kendala diantaranya membutuhkan tenaga dan biaya yang cukup besar. Sehingga diperlukan adanya kesadaran dari pihak pengelola (manajemen) rumah sakit atau instansi pelayanan kesehatan untuk mengutamakan kualitas instansi tersebut. Karena penggunaan sistem informasi yang baik merupakan salah satu aset rumah sakit untuk mendukung pelayanan yang prima (Sanjoyo, 2012).
Pengembangan sistem berarti menyusun sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama. Pengembangan sistem di instansi pelayanan kesehatan atau rumah sakit dapat digunakan secara bersama-sama oleh bagian-bagian instansi tersebut (Rasdiyanti, 2008).

 












 


Referensi
Fatmawati, Andi, 2010. Sistem Informasi Kesehatan Melalui Metode Prototyping sebagai Solusi dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Fakultas Ilmu Keperawatan UI:Depok. www.fik.ui.ac.id, pdf.
Rasdiyanti, 2008. Pengembangan Database Sarana Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Buton. Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran UGM:Yogyakarta. http://dinkes-sulsel.go.id, pdf.
Sanjoyo, Raden, 2006. Sistem Informasi Kesehatan. Rekam Medis FMIPA UGM:Yogyakarta. www.yoyoke.web.ugm.ac.id